- Memakai ganja adalah perbuatan melanggar hukum. Kamu akan sulit mendapatkan pekerjaan jika pernah dihukum.
- Ganja bebahaya. Menghisap ganja meningkatkan resiko kanker dan kerusakan paru-paru. Juga menyebabkan panik, cemas, dan ”parno” (perasaan yang seperti dikejar orang).
- Ganja mengurangi kemampuan melakukan aktivitas. Yang membutuhkan koordinasi dan konsentrasi, seperti olah gara, menari, latihan drama, dan belajar.
- Memakai ganja mengurangi penilaian orang lain terhadap dirimu. Coba pikir jika kamu berpakaian rapi lalu ada ganja di tanganmu, apa yang kamu lakukan?
- Ganja membatasi dirimu. Ganja mengganggu sekolahmu, hubunganmu dengan keluarga dan kehidupan sosial.
- Ganja mengganggu cara berfikir dan menilai sesuatu. Hal ini sangat mengundang resiko, seperti kecelakaan, dan kekerasan.
- Menghisap ganja tidak menjadikanmu keren (cool). Justru sebaliknya, penampilanmu lusuh.
- Ganja menyebabkan ketergantungan. Kamu merasa selalu membutuhkan ganja, dan sulit melepaskan diri darinya.
- Menghisap ganja bukan menyelesaikan masalah. Ganja tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan masalah akan lebih berat, karena kamu tidak berusaha mencari penyelesaiannya. Bicarakan masalahmu dengan orang lain yang kamu percayai. Jangan percaya kepada orang yang berkata, bahwa ganja tidak berbahaya atau akan menjadikan hidupmu lebih baik.
- Tidak semua orang memakai ganja. Kamu tidak membutuhkannya. Jika kamu pikir, semua orang memakai ganja, kamu keliru di Amerika Serikat lebih dari 80% remaja 12-17 tahun belum pernah memakai ganja. Ganja tidak menjadikanmu bahagia, popular atau dewasa. (RQ@DATIN).
Hari Ulang Tahun Pramuka Ke 50 thn
Peringatan Hari Pramuka Indonesia memasuki ulang tahun emas atau 50 tahun pada Minggu (14/8/2011).
pasukan kirab
pembawa panji-panji keperamukaan yang terpilih dari beberapa satuan karya yang melaksaakan giat memperingati hari pramuka emas dengan melaksanakan berjaln kaki dari lapang bojong cikembar menuju palabuhan ratu lapang pemda kab sukabum
apel besar bhabinkamtibmas dan babinsa se kabupaten sukabumi
bhabinkamtibmas yang sedan menunggu sambil bersantai menunggu kedatangn bapak guburnur jabar area hotel augusta kab sukabumi.
Jumat, 05 Oktober 2012
10 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Ganja
Sumber : “Buku ADVOKASI PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA, BNN-RI 2009”.
Jaringan Narkoba "Jok Motor" Dibekuk
JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi membekuk jaringan narkoba
yang mendistribusikan obat-obatan terlarang dengan menyembunyikannya di
jok motor. Dari jaringan internasional ini didapat 805.000 butir pil
ekstasi, 2,27 kg sabu dan 280 butir pil Happy Five.
Jaringan narkotika internasional ini terdiri dari delapan orang. Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dapat mengungkap cara kerja kelompok ini setelah melakukan penyelidikan selama tiga bulan.
"Berdasarkan hasil penyelidikan, kelompok ini terdiri dari delapan orang, namun dua tersangka lain masih dalam proses pengejaran," terang Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Sujarno dalam rilis di Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Kamis (4/10/12).
Kelompok ini, terang Sujarno, menggunakan modus yang terbilang baru. Untuk membawa narkotika, mereka melepas busa jok sepeda motor dan menggantinya dengan narkotika milik mereka. Motor yang digunakan pun motor baru dengan surat-surat yang lengkap.
"Seandainya tidak (baru), mungkin modus baru mereka sudah terlacak sejak lama," kata Sujarno.
Menurut Sujarno, jaringan ini mendapat pil ekstasi didapat dari Belanda, sementara sabu didapat dari Iran dan Happy Five dari Malaysia.
"Tersangka ini sendiri dikendalikan oleh sindikat internasional Malaysia," jelas Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nugroho Aji.
Meski telah mengungkap modus kerjanya, namun bagaimana jaringan ini memasuki narkoba ke Indonesia masih terus diselidiki. Polisi yakin jaringan ini tidak menggunakan cara lama untuk masuk Indinesia.
Sementara untuk target pemasaran obat-obat terlarang tersebut, Nugroho menduga kuat targetnya adalah kota-kota besar.
"Saat dikirim, ekstasinya berjumlah 850.000, namun 45.000 di antaranya sudah dipasarkan. Target konsumsi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Bali dan Palembang. Namun konsumsi terbesar ada di Jakarta dan Bandung," jelas Nugroho.
Omset dari barang bukti yang berhasil diamankan diduga mencapai lebih dari Rp 2,5 miliar, bila dikonversi ke dalam rupiah. Dengan adanya pengungkapan kasus ini juga, hampir 1 juta jiwa dapat terselamatkan dari bahaya narkoba.
"Karena itu, kami dari Polda Metro Jaya tidak akan menyerah dalam mengungkap kasus narkotika, baik jaringan lokal, nasional maupun internasional. Terutama pada event-event tertentu yang dicurigai dapat terjadi peningkatan konsumsi narkoba," pungkas Sujarno.
Jaringan narkotika internasional ini terdiri dari delapan orang. Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dapat mengungkap cara kerja kelompok ini setelah melakukan penyelidikan selama tiga bulan.
"Berdasarkan hasil penyelidikan, kelompok ini terdiri dari delapan orang, namun dua tersangka lain masih dalam proses pengejaran," terang Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Sujarno dalam rilis di Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Kamis (4/10/12).
Kelompok ini, terang Sujarno, menggunakan modus yang terbilang baru. Untuk membawa narkotika, mereka melepas busa jok sepeda motor dan menggantinya dengan narkotika milik mereka. Motor yang digunakan pun motor baru dengan surat-surat yang lengkap.
"Seandainya tidak (baru), mungkin modus baru mereka sudah terlacak sejak lama," kata Sujarno.
Menurut Sujarno, jaringan ini mendapat pil ekstasi didapat dari Belanda, sementara sabu didapat dari Iran dan Happy Five dari Malaysia.
"Tersangka ini sendiri dikendalikan oleh sindikat internasional Malaysia," jelas Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nugroho Aji.
Meski telah mengungkap modus kerjanya, namun bagaimana jaringan ini memasuki narkoba ke Indonesia masih terus diselidiki. Polisi yakin jaringan ini tidak menggunakan cara lama untuk masuk Indinesia.
Sementara untuk target pemasaran obat-obat terlarang tersebut, Nugroho menduga kuat targetnya adalah kota-kota besar.
"Saat dikirim, ekstasinya berjumlah 850.000, namun 45.000 di antaranya sudah dipasarkan. Target konsumsi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Bali dan Palembang. Namun konsumsi terbesar ada di Jakarta dan Bandung," jelas Nugroho.
Omset dari barang bukti yang berhasil diamankan diduga mencapai lebih dari Rp 2,5 miliar, bila dikonversi ke dalam rupiah. Dengan adanya pengungkapan kasus ini juga, hampir 1 juta jiwa dapat terselamatkan dari bahaya narkoba.
"Karena itu, kami dari Polda Metro Jaya tidak akan menyerah dalam mengungkap kasus narkotika, baik jaringan lokal, nasional maupun internasional. Terutama pada event-event tertentu yang dicurigai dapat terjadi peningkatan konsumsi narkoba," pungkas Sujarno.
sumber :http://megapolitan.kompas.com/read/2012/10/04/17265617/Jaringan.Narkoba.Jok.Motor.Dibekuk
Sabtu, 28 Juli 2012
Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW
Fizikal Nabi
Telah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata:
Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.
Kebiasaan Nabi
Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab pamanku: Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya.
Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum, dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin.
Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu.
Rumah Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.
Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja.
Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.
Luaran Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak. Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan.
Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun.
Majlis Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali.
Baginda tidak pernah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala.
Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!". Baginda juga tidak mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau baginda menjauh dari tempat itu.
Diamnya Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat.
Telah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata:
Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.
Kebiasaan Nabi
Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab pamanku: Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya.
Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum, dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin.
Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu.
Rumah Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.
Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja.
Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.
Luaran Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak. Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan.
Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun.
Majlis Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali.
Baginda tidak pernah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala.
Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!". Baginda juga tidak mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau baginda menjauh dari tempat itu.
Diamnya Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat.
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW bukan hanya sebagai marketer
ulung,tetapi juga sebagai pemimpin agung dan manajer khandal dalam
berbagai bidang yang tidak ada tandingannya, sehingga berhasil
menyatukan kabilah kabilah Arab yang sebelumnya terpecah belah menjadi
suatu bangsa yang bersatu secara utuh hingga menjadi kekuatan yang amat
kuat ditengah negara di daya waktu itu,yakni Romawi dan
Parsia.Sebelumnya bangsa Arab hanya menjadi bahan tertawaan bangsa
bangsa Yunani,Romawi,Parsia.Bangsa Arab sebelum islam hanya terdiri dari
berbagai kabilah atau suku yang hanya tunduk kepada kepala sukunya
sendiri,sehingga mereka sangat lemah karena tenggelam dalam berbagai
konflik internnya sendiri.Dalam sejarah diketahui bahwa mereka
seringkali berperang dengan kabilah Arab lainnya hanya karena masalah
sepele,seperti karena masalah hewan ternak saja bisa menjadi faktor
penyebab utama terjadi perang saudara.Peperangan antar kabilah yang
biasanya berlangsung pada siang hari itu karena memperebutkan
kepemimpinan,sumber sumber air,dan padang rumput untuk pengembalaan
ternak ternak mereka.Konflik tersebut seringkali menyebabkan peperangan
yang menumpah darah .Dan peperangan tersebut akan berakhir dengan
sendirinya jika malam tiba,makanya peperangan itu sering disebut juga
sebagai hari hari bangsa Arab.
Peperangan itu ada kalanya dinamakan sesuai nama lokasi terjadinya atau
nama sumber air yang menjadi penyebabnya,seperti perang ‘Ain
Abagh,perang Zi qar,dan perang Syib Jabalah.Dan juga dinamakan dengan
nama orang ,hewan atau apa saja yang menjadi latar belakang terjadinya
peperangan tersebut,seperti perang al Basus(nama seorang wanita tua,al
Basus)dan perang Dahis wa al Gabra(nama kuda jantan dan unta
betina,Dahis dan al Gabra).Peperangan antar kabilah Arab tersebut sudah
sering terjadi,sehingga bisa disebutkan peperangan seperti itu
dikalangan kabilah kabilah Arab sudah menjadi tradisi.Ketika Muhammad
SAW masih remaja konflik konflik antar kabilah Arab masih saja
terjadi,yang berhasil diselesaikan oleh beliau dengan
mengagumkan.Pada saat hajarul aswad tergeser dari posisinya semula
karena banjir besar melanda kota Mekkah,maka semua kabilah Arab
menginginkan hanya kabilahnya saja yang akan memeperbaiki kerusakan
ka’bah tersebut.Dalam konteks itu nyaris terjadi peperangan antar
kabilah ARab,karena memeperebutkan proses rehabilisasi batu hitam
tersebut.Namun kemudian kepala kepala suku (kabilah)itu memutuskan siapa
yang berhak meletakkan batu hitam (hajar aswad)itu keposisinya
semula,adalah orang yang selalu paling terdahulu ada di mesjidil al
Haram di kota Mekkah.Nah,mereka mengutuskan wakil wakilnya dari setiap
kabilah Arab untuk menyaksikan orang yang selalu pertama sekali memasuki
Mesjidi al Haram itu.Setelah beberapa waktu lamanya mereka
mengintai dan menyaksikan siapa yang akan menjadi hakim untuk
menyelesaikan masalah mereka ,sesuai solusi yang diputuskan dalam
musyawarah di Darud Nadwah tersebut.Ketika mereka mengamatinya dengan
seksama selama beberapa waktu lamanya,bahwa yang senantiasa dululuan
berada di Mesjid al Haram adalah seorang remaja yang tidak pernah
berdusta hingga digelar dengan al Amin.Maka ditetapkanlah bahwa yang
menjadi hakim untuk mengentaskan pertikaian mereka adalah Muhammad
SAW.Berdasarkan ketetapan kepala kepala suku Arab di Darun
Nadwah(parlemen Arab sebelum islam)maka Muhammad SAW meskipun waktu
itu sangat muda ,tampil kedepan menjadi seorang hakim yang adil ,jujur
untuk mengentaskan pertikaian antara kabilah kabilah Arab .Dengan
sangat ramah dan lemah lembut Muhammad SAW minta kepada tokoh tokoh Arab
untuk memberikan sepotong kain kepada beliau,lalu kain tersebut
dihamparkan dan Muhammad SAW mengambil batu hitam tersebut dan
meletakkannya keatas kain itu.Kemudian beliau menyeruh setiap kepala
suku kabilah Arab yang bertikai itu bersama sama mengangkat kain yang
berisi batu hitam tersebut .Selanjutnya dengan tangannya sendiri
,Muhammad SAW mengambil batu hitam itu lalu meletakkannya keposisinya
semula.Dan selesailah tugas beliau sebagai hakim ,yang disambut
gembira oleh kabilah kabilah Arab yang sebelumnya nyaris menumpahkan
darah sesamanya.Kebijakan Muhammad SAW diterima dengan baik oleh para
tokoh kabilah Arab yang lebih senior dan kharismatik
tersebut.Kepemimpinan Muhammad SAW sudah tampak sejak beliau belum
diangkat menjadi utusan Allah,serta beliau berhasil menjadi manajer yang
bisa menyelesaikan suatu konflik dengan sangat adil dan
bijaksana.Sehingga Muhammad SAW dijuluki “al Amin”oleh kabilah kabilah
Arab ,yang merupakan salah satu kebijakan juridis yang sangat
mengagumkan yang dipraktikkan dengan amat brilian dikala belahan dunia
lainnya masih mempraktikkan kebiadaban,kekejian,kekejaman yang kuat atas
pihak yang lemah.
Barangkali sebuah hadist berikut yang diriwayatkan oleh
Amad,Tirmizi,Nasa’i dan Darimy dari cucu beliau ,Hasan bin Ali bin Abi
Thalib merupakan bukti kehebatannya baik sebagai pemimpin maupun
manajer :Nabi Muhammad SAW bersabda:”Tinggalkanlah apa apa yang
meragukanmu dan berbaliklah kepada apa apa yang tidak
meragukanmu.Kebenaran adalah ketenangan ,dan kepalsuan adalah keragu
raguan”.Pada hadist lainnya beliau bersabda pula”Apabila amanat disia
siakan ,maka tunggulah kehancurannya,berkata seseorang:bagaimana caranya
menyia nyiakan amanat ya Rasulullah ? Rasulullah bersabda:apabila
diserahkan sesuatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya,maka tunggulah
kehancurannya”(H.R Bukhari).Dan hal ini dikuatkan oleh Al Qur’an
sebagai berikut”Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya”(QS,17:36).Nah demikanlah serba sedikit mengenai
kepemimpinan Nabi Muhammad SAW sebagai manajer yang tidak ada duanya
itu.Rasulullah,Muhammad SAW diutus untuk memperbaiki akhlaq moral
umat manusia dalam berbagai aspek sosial kehidupannya di alam fana
ini,spaya selaras dan serasi dengan perintah Azza wajalla.
Rabu, 25 Juli 2012
Si Miskin Menolong Orang Miskin
Katika saya silaturrahim ke kediaman
Buya Ahmad Safi’i Maarif, mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah
yang hingga usia senja masih giat bergulat dengan aktivitas pendidikan
dan kemanusiaan, Beliau sedang berada di sebuah masjid sederhana dekat
rumahnya. Di masjid itu Beliau menghabiskan waktu petang, baik untuk
salat Magrib dan Isya, maupun untuk memberi kesempatan bercengkerama
kepada banyak orang yang ingin menemui.
Beliau lalu bertutur tentang kegelisahan
selaku orang tua melihat demikian seringnya tragedi kemanusiaan
terjadi akhir-akhir ini. Tragedi pembantaian di Mesuji dan terakhir di
Bima, misalnya, adalah tamsil buruk dari punahnya budaya luhur dan
cinta kasih di negeri ini. Bahkan budaya korupsi, hemat Beliau, telah
sampai ke titik nadir ketiadaan moral. Kepedulian penguasa terhadap
kepentingan kemanusiaan semakin lusuh, dan bila tidak segera ditemukan
solusinya, ke depan bukan hanya akan menyebabkan Indonesia kehilangan
orientasi, tetapi juga akan benar-benar gagal menjadi bangsa beradab.
Namun, di balik kegelisahan itu, saya
melihat ketulusan, semangat, dan harapan yang begitu kuat memancar
dari wajah Buya. Berkali-kali Beliau mengatakan: Harus segera ada
solusi! Harus! Lalu, Buya bercerita tentang perjalanannya ke India pada
14 November 2011.
Alkisah, tanpa hubungan pendahuluan yang
intens, Buya diundang ke kota Bhubaneswar, Negara Bagian Orissa,
India, oleh seorang lelaki muda bernama Achyuta Samanta. Di tempat
kelahirannya, Samanta dikenal sebagai the poorest of the poor: orang
termiskin di tengah kehidupan orang-orang miskin.
Hal menarik dari kisah yang dituturkan
Buya adalah pilihan hidup Samanta yang menjauhi keserbamewahan tetapi
setiap waktu mampu memberikan kemewahan hidup kepada orang-orang di
sekitarnya. Bayangkan, begitu Buya tiba di Bandara Biju Patnaik, Beliau
dijemput oleh Dr Mahendra Prasad, Direktur Hubungan Internasional
Universitas Kalinga Institute of Industrial Technology (KITT) dengan
mobil yang cukup mewah.
Sepanjang perjalanan ke Hotel Trident,
Mahendra Prasad menjelaskan kepada Buya tentang sosok Samanta selaku
pendiri KIIT dan KISS (Kalinga Institute of Social Sciences).
Belum berumur 20 tahun, KIIT dan KISS
sudah tampil sebagai salah satu universitas kelas dunia dengan 36.000
mahasiswa, termasuk mahasiswa asing. KISS dibangun untuk mendidik
anak-anak termiskin dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi. Ada 10.000 siswa dan mahasiswa miskin ditampung dan dididik
secara gratis oleh KISS. Pejabat-pejabat KIIT dan KISS bekerja di
ruangan ber-AC, mobil mewah, dan berdasi.
Sore di hari yang sama, Buya diajak
menyimak kehidupan kota Bhubaneswar oleh seorang pemuda bernama Chitta
Ranjan Panda, asisten liaison officer Universitas KIIT. Buya dan
Chitta lalu mengunjungi Candi Surya, peninggalan Kerajaan Kalinga, dan
ke pantai melihat matahari terbenam dengan mobil KIIT yang mewah.
Tetapi mobil pribadi yang dikendarai Samanta hanya mobil sederhana yang
hingga 10 tahun tak tergantikan.
Baru dikeesokan harinya, Selasa 15
November, Buya diajak mengelilingi lingkungan kampus KIIT dan KISS
yang sedang membangun gedung-gedung baru untuk kelas tambahan bagi
peserta didik yang berasal dari kalangan orang-orang miskin itu.
Di hari pertama bertemu Samanta, Buya
mengatakan bahwa dirinya tak pantas dikagumi dan mendapatkan undangan
khusus untuk menceramahi 15.000 siswa dan mahasiswa miskin yang
berdisiplin tinggi di lapangan terbuka kampus KISS. ”Tak ada gunanya
Anda mengundang saya ke sini. Saya bukan siapa-siapa dibanding Anda.”
Dengan tetap menjaga sikap santun dan hormat, Samanta membalas ucapan Buya. ”Jangan berkata begitu. Saya mengagumi Anda.”
Namun, yang sulit dibayangkan adalah
pilihan hidup Samanta yang memilih tinggal di rumah sewa dan berkantor
di bawah pohon, dengan sebuah meja kuno dan beberapa kursi plastik.
Di kantornya itu Samanta menerima tamu mulai dari orang termiskin
sampai presiden, menteri, gubernur, pemenang Hadiah Nobel, Hadiah
Magsaysay, pejabat KIIT/KISS, dan tokoh-tokoh dunia lainnya.
Pulang dari India, Buya, yang lebih
mengagumi Samanta ketimbang dirinya sangat berharap sosok Samanta juga
muncul di negeri ini.
sumber : http://sosok.kompasiana.com/2012/04/09/si-miskin-menolong-orang-miskin/
Melongok Kehidupan Orang Pinggiran
Hujan
malam ini mengundang dan mengingatakan kehidupan orang penggiran yang
betapa lemahnya mereka untuk bisa mendapatkan sesuap nasi dalam hidup
kemiskinan. Perjuangan untuk mempertahankan hidup selalu mereka hadapi
dengan berbagai ujian dan cobaan. Mereka pantang menyerah, mereka selalu
semangat, mereka selalu tersenyum walau badai derita meliputi
kehidupannya !!! alangkah hebatnya mereka bisa menerima kekurangan
dengan ke ikhlasan. Mungkin mereka miskin secara materi yang hanya hidup
sering menahan lapar dan tinggal dalam gubug reot yang apabila terkena
angin mudah roboh, terkena hujan maka atap – atapnya tempat berteduh
bocor. Namun, miskinnya mereka dalam materi membuat mereka kaya akan
jiwa, pandai bersyukur, pandai mendekatkan dirinya pada sang pangeran
penguasa alam jagad raya, yaitu Allah SWT.
Zona
tidak nyaman mereka geluti tiap hari berprofesikan tergantung pada
musim alam, dimana alam adalah sahabat mereka dalam roda – roda
kehidupan. Penghasilan yang begitu minim membuat mereka berpandai –
pandai mengelola atau membagi kebutuhan dalam keterbatasan sehari-hari.
Lalu berpangku pada kesehatan karena yang satu ini adalah
tonggak dimana fungsi paling penting untuk menyambung nyawa. Ketika
sakit maka tak ada daya, jangankan biaya untuk berobat, untuk mengganjal
perut saja butuh pengorbanan dan perjuangan. Ini kah yang disebut
belajar pada kesabaran ??!
Luar
biasa !!! indahnya raut wajah mereka kala bisa tersenyum dan tertawa
bersama keluarga ataupun lingkungan masyarakat sekitar walau yang
sebenarnya yang dialami adalah kehidupan lara. Sekiranya itu lah
penghibur hati penenang diri disaat-saat kebersamaan.!! menutup keluh
kesah dengan saling berbagi karena disitulah cara mereka menemukan
kebahagian.
Ini
lah kehidupan orang pinggiran, menempuh berbagai cara untuk sebuah
kesejahteraan !!! mengandalkan diri dengan apa yang ada di alam serta
berharap ridho illahi. Betapa Perjalanan hidup yang ditempuh berhadapan
dengan kerikil – kerikil tajam yang bisa mengoyakan jiwa dan raga.
Namun, tetap tegar dan selalu siap dengan terpaan – terpaan yang
menghadangnya..!!! apa yang menimpa adalah ratapan yang selalu membawa
makna dan hikmah pada kehidupan.
Narkoba
NARKOBA atau NAPZA
adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi
seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA, yaitu Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Masalah
pencegahan penyalahgunaan NAPZA bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang
saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan penyalahgunaan
NAPZA yang dilakukan sejak dini sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan
yang cukup tentang penanggulangan tersebut. Peran orang tua dalam keluarga dan
juga peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi pencegahan penaggulangan
terhadap NAPZA.
Narkotika menurut
UU RI No 22 / 1997, Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.